Letjen TNI Anumerta Siswondo Parman lahir di Wonosobo 14 Agustus 1914. Pada masa pendudukan tentara Jepang Siswondo Parman bekerja pada Kempetai (Polisi Militer Jepang) di Yogyakarta, sebagai penterjemah. Setelah proklamasi kemerdekaan Siswondo Parman bergabung dengan TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Pada bulan Desember 1945 Siswondo Parman menjadi Kepala Staf Markas Besar Polisi Tentara (MBPT) di Yogyakarta, kemudian Kepala Organisasi Polisi Tentara/ Kepala Staf Gubernur Militer di Solo.
Setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Siswondo Parman menjadi Kepala Staf Corps Polisi Militer Djawa (CPMD) kemudian menjadi Komandan Batalyon Markas Besar Polisi Militer (MBPM), menjadi perwira menengah di kementerian pertahanan, menjadi Komandan Polisi Militer. Pada tahun 1962 Siswondo Parman diangkat oleh Men/Pangad, Letnan Jenderal Ahmad Yani menjadi Asisten-1/ Intelijen.
Desakan Partai Komunis Indonesia (PKI) kepada Presiden Sukarno perihal
pembentukan Angkatan kelima sangat ditentang Siswondo Parman.
